Waktu memang lihai dalam menipu. Tak terasa bahwa aku sudah lama menunggu, dan aku tahu bahwa aku memang jenuh. Pernah berfikir bahwa aku tidak akan menunggumu dan aku tahu bahwa aku akan membohongi diriku sendiri. Aku lebih suka menunggu daripada aku sendiri di kemudian hari. Tak apalah jika harus menunggu lama lagi. Aku berjanji. Jangan! Aku tidak berani berjanji, bahkan aku tidak tahu apakah aku bisa menepatinya atau tidak suatu saat nanti.
Aku masih muda
dan aku sedikit takut. Aku tahu dengar benar bahwa suatu saat apa yang aku
tunggu mungkin tidak sama merindu sepertiku. Seperti hujan saat ini, bahkan aku
tidak tahu kapan ini berakhir. Jika hujan berakhir nanti, mari kita bertemu? Akan
aku beritahu bahwa aku benar benar rindu. Bahwa rinduku bukan main main. Ketika
hujan kembali turun mengenai kepalaku, aku tahu rinduku semakin berat. Dan pastilah
aku akan berakhir dengan basah, begitu pula dengan hati ini. Sekali lagi aku
masih muda dan masih takut untuk merindu, tapi sekarang ini aku sedang rindu.
Benar, suatu
saat nanti hujan akan reda. Hujan dingin yang membuatku membeku akan berubah
menjadi air mata yang hangat dan akan jatuh mengganti hujan yang mereda. Tenang
saja, suatu saat semuanya akan berlalu, bahkan rindu yang menderu. Jika itu
masih saja terasa, aku akan memaksanya untuk menyudahinya. Sepertinya rindu
akan sia sia. Tapi jika hujan benar benar sudah reda, mari bertemu. Bisakah kita
tertawa bersama? Sebentar saja, aku mohon. Meski hujan masih menguasai malam,
bisakah kita tetap bertemu walaupun aku tidak memiliki tenaga untuk membuka paying.
Biarlah diri ini basah. Jika kita nanti bertemu, biarlah kita sama sama tahu. Ijinkan
aku menangis sebentar dan biarkan aku bersandar pada hujan. jadi kau akan bisa
melihat betapa sedihnya kita berdua, kau akan bisa melihat air mata yang
mungkin akan menetes walau kutahan sekuat apapun. Barulah setelah itu, ijinkan
aku mengucapkan selamat tinggal. Masing masing dari kita. Selamat tinggal untuk
kita berdua
Aku masih ingat
sebelum hujan ketika aku akan pergi, kau mengucap “ Bisakah kau tinggal
sebentar? Itulah mengapa aku takut memilikimu, baru sebentar dan nantinya kau
akan meninggalkanku. Aku sayang kamu ”. dan kini kau yang pergi walau kau tahu
aku masih menunggu dengan rindu yang selalu menyiksa. Aku harap kau dulu tak
tersiksa layaknya aku menunggumu. Aku tahu bahwa kita masih menyimpan rasa yang
sama seperti dulu. Namun kini kita lebih memilih bisu walau dalam rindu. Dan aku
masih menyayangimu entah sampai kapan? Mungkin jika memiliki seseorang yang
menjagamu, dan itu yang tidak bisa aku lakukan kepadamu.
Selamat malam, salam rindu . . .