Tidak Ada Salahnya

Wednesday, July 31, 2019




“ Sudah sepertinya semesta tidak mengijinkan aku dan kamu bertemu, dan akan lebih senang ketika semesta melihat aku dan kamu saling merindu. Cuku saja rindu. Cukup merencana tanpa harus pernah terlaksana. Semua sudah terencana, tapi apa daya tidak akan pernah terlaksana walau sudah sedemikian rupa mendampa. Rencana tetaplah indah, biarkan saja tetap menjadi kisah. Kisah yang terkenang rapi tanpa harus mengingat dengan susah. Ah sudah. Kamu tahu? Aku menanggapnya buaian ketika kamu berkata “ Tidak apa, waktu masih ada. Mari berusaha bersama! ” dan kamu tahu, saat itu juga aku merasa bahwa aku lelah menunggu dan berlalu. Seperti itu diriku. “


“ Aku sempat bahagia sesaat ketika kita berjanji untuk bertemu, tapi itu membuatku tersesat. Begitu jauh aku tersesat bahkan hanya untuk sebuah janji untuk bertemu sesaat. Kamu berjanji masih ada waktu, namun aku yakin kamupun meragu. Sudahlah tak perlu menghibur. Aku yakin kamu juga lelah menunggu. Benar, bukankah begitu? Bahkan waktu yang kau butuhkan untuk menungguku lebih lama daripada diriku. Meski kau berkata mampu berdiri di atas ketidakpastian, namun kamu akan menungguku sampai kapan? Mari kita sadarkan diri, bahwa bertemu adalah suatu mimpi “

*****

Aku menarik nafas panjang. Tak seperti biasanya, kali ini berbeda. Entah mengapa ada sesuatu yang bahkan tidak bisa dijelaskan tapi bisa dirasakan. Aku tidaklah lelah menunggu, tenang saja aku sendiri baik-baik saja. Aku masih sama. Tak ada yang berbeda dari sedia kala. Jika kau merasa aku berbeda, simpan saja mungkin kau yang benar. Mari kita simpan saja. Benar mungkin waktu yang aku butuhkan lama. Namun tidak begitu lama, hanya saja sedikit lama dari yang kau rasa. Tidak masalah, tetap saja aku masih sama dan baik – baik saja. Andai saja kita dekat, bukan dari hati saja namun juga tempat. Aku tak akan sungkan datang dan bilang “ maaf membuatmu menunggu lama ”. Tidakkah kau ingat sesuatu saat aku mengatakan “ Aku menyukaimu ” dan kau membalasku dengan “ Aku perlu bukti ”. Benar, mungkin lima tahun belum cukup?


Tidak apa – apa mari kita belajar dan tetap berjalan bersama. Dengan begitu kau akan tahu bahwa di luar sana ada laki laki yang sangat susah menguatkan perasaan untuk menyatakan perasaan. Ada laki – laki yang dengan kikuk membuktikan bagaimana dirinya layak dan membuatmu layak. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia hanya karena menunggu. Jika menunggu adalah mimpi lantas bagaiamana? Akankah kau  bergegas untuk bangun atau terus melanjutkan mimpi sampai kau siap terbangun dengan sendirinya? Tak ada salahnya untuk mimpi, kalau itu yang membuatmu merasa nyaman. Bukan begitu? Seperti aku . . . . . .



#terserahpadamu
Di tulis 31 Mei 2019


You Might Also Like

4 comments

  1. Kok aku sedih ya bacanya... 😢
    Flashback to the past. Aku pernah jadi orang itu, yg meminta bukti. I feel like you're slapping my face with this post, haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah tidak ada salahnya kok kalau perempuan meminta bukti haha.

      Salam terima kasih sudah mampir :)

      Delete
  2. Hi
    I hope you don't need to wait all of your life!!
    I'm following you, do you follow me back?
    xoxo

    marisasclosetblog.com

    ReplyDelete
  3. Duh, paragraf terakhirnya menyentuh banget. *lalu senderan di pojokan

    ReplyDelete

Followers

Total Pageviews

Translate