 |
| Image Source : Google |
Sepertinya aku
sudah puas, karena aku berhasil bertahan. Mungkin itu cukup lama, kurasa. Tak apa,
jika kau tidak pernah merasa. Toh aku yang berjuang seorang diri saja. Sehingga
aku sudah tebiasa. Ya aku terbiasa tanpamu, meski yang aku tunggu adalah
dirimu. Dan sepertinya tak seorangpun tahu, bahwa menunggumu membuatku seperti,
entahlah namun sepertinya yang aku lakukan tidaklah pasti.
Sepertinya lebih
mudah jika aku bermimpi. Iya benar, aku bisa saja bermimpi bahwa aku bersamamu.
Kau tahu? Kita bisa jadi apapun yang kita inginkan, tanpa harus merasa sungkan.
Kita bisa saling menggenggam tangan, atau bahkan lebih? Entahlah, sebenarnya
sederhana saja, aku ingin kita menghabiskan waktu bersama, mengganti waktu yang
sudah lama kita gunakan untuk sama-sama menunggu. Sama-sama? sudahlah, aku
menganggapnya bahwa kita sama sama menunggu. Yah, terkadang aku ingin bermimpi
saja. Namun, memimpikanmu selalu saja setelah itu membuatku terasa sepi. Bagaimana
tidak, ketika aku terbangun aku tak akan mendapati dirimu berada di sampingku. Terlebih
lagi aku takut jika aku lupa, bahwa kau yang telah aku impikan.
Sepertinya, aku
sudah puas. Menunggu tidak pernah sebentar. Itu yang selalu aku rasakan. Tapi percayalah,
tidak sebentar itu sangat membuatku puas. Bagaiamana tidak. Menunggumu membuatku
lebih bijaksana, membuatku lebih bisa memahami bahwa perasaan kadang tak
tersampaikan, atau tersampaikan namun tak pernah berbalas, atau bahkan
tersampaikan dan terbalas namun tak dapat berbuat apa-apa karena keadaan. Tapi setidaknya,
menunggumu membuatku tahu bahwa kita pernah berusaha untuk menjaga perasaan itu
tetap menyala walaupun tahu bahwa akhirnya akan padam perlahan-lahan.
Sepertinya, aku
sangat puas mengenalmu dan mempertahankan perasaanku dalam waktu yang cukup
lama dan itu hanya kepadamu. Setidaknya aku tak pernah memberikan perasaanku
kepada siapapun, aku berhasil menjaganya seperti janjiku.
#terserahpadamu
Rembang, 05 Juli 2018
Rembang, 05 Juli 2018
