Bagaimana? Apa kau sudah menghitung berapa banyak langkahku agar aku lebih dekat dengan dirimu? Kau bertanya kepadaku mengapa aku mengungkitnya? Aku memang mengungkitnya, agar kau sadar ketika aku sedang jatuh cinta, dengan begitu mudahnya kau meludahkanku, jatuh begitu sakit. Serasa begitu tak ada gunanya selama ini aku melangkah mendekatimu. Tak ada salahnya aku mengungkit bukan? Padahal jika kau tahu, sudah begitu dekat dirimu...
Ayolah? Bukankah ini sudah kesekian kalinya kau berlaku sama? melangkah mendakitu mu pun aku sudah jengah. Kenyataan bahwa ketika aku menengadah akan dirimu, kau seakan akan sudah jengah. Bukankah itu keterlaluan? Oh tidak jika itu bagimu. Bagaiama jika aku sudah lelah? Akankah kau rindu pada diriku yang mengejar dirimu? Bagaimana jika aku sudah bosan bersabar? Perlahan aku berjalan pelan...