Terimakasih Darimu

Friday, March 13, 2015

“ Terimakasih! “
Hujan terus saja turun tanpa henti, membuat suara yang berasal dari telfon genggamku tak pernah menjadi jernih. Aku hanya mendengar sekilas apa yang dia katakan kepadaku. Aku kembali tidak terhadap apa yang dia katakan. Itu adalah kata yang yang aku dengar. Kata “ Terima Kasih ” . Aku tak pernah mengerti kenapa dia mengucapkan terima kasih sebelum aku menyadari bahwa dia benar-benar pergi. Dia, orang yang selalu bersamaku, orang yang berhasil membuatku untuk mencoba apa yang diriku tak bisa, seseorang yang mendorongku dan menyemangatiku, orang yang selalu mebuatku untuk tetap berada dalam garis lindungan Tuhan. Tuhan? Ya. Mungkin karena Tuhanlah kami bertemu dan sekarang akhirnya berpisah. Jelas saja, aku tidak bisa mencegah dia agar tidak pergi. Sebenarnya tak aka nada yang berubah ketika dia pergi. Namun, dia adalah satu satunya orang yang membuatku mengerti, mebuatku mencoba berkali kali untuk memperjuangkannya, orang yang benar benar pernah saya kejar. Aku mencoba untuk bertahan, bertahan untuk masih berfikir apa yang terjadi. Berfikir bahwa mungkin Tuhan tidak menginnginkan kita berjalan bersama.

“ Terimakasih! ”
Itu adalah kata yang selalu membuatku ingat tentang dirimu, Walaupun pada dasarnya aku tidak tahu apa yang terkandung dalam kata tersebut. Masih terlalu luas ketika aku mencoba untuk mengartikannya. Masih terlalu luas dibandingkan nalarku yang semakin sempit karena kata tersebut. Sekali lagi benar, bahwa aku tidak bisa mencegahmu untuk benar benar pergi. Terlebih lagi siapa diriku ini? Apakah aku berhak mencegahnya? Entahlah

“ Terimakasih! ”
Kali ini aku benar benar mengerti bahwa suatu saat dia akan pergi. Dia yang memutuskan dengan sendiri bahwa dia harus pergi. Tak ada ego yang bisa digunakan saat ini, tak ada emosi yang dapat menggambarkan semua ini. Sedih? Marah? Bingung? Entahlah, semuanya dating dalam waktu yang bersamaan. Mungkin aku mulai tersadar bahwa ini memang jalan yang baik dan satu satunya.  Mengingat jika mungkin ini adalah satu satunya cara yang membuat kau pergi, membuat egoku kembali tidak berfungsi secara normal.

“ Terimakasih! ”
Mungkin sekarang giliranku untuk mengucapkan terimakasih kembali kepada dirimu. Terimakasih sudah mau mengenal satu sama lain mengingat bahwa hampir dua tahun aku memperjuangkanmu. Terimakasih sudah kau berhasil menggoda diriku yang membuatku memutuskan untuk mengejarmu. Dengan mengenalmu aku mengerti bahwa diluar sana masih ada yang lebih baik untuk diriku perjuangkan daripada harus mengurusi egoku saja. Dengan mengenalmu aku bisa mengerti, mengerti bahwa setiap hal memiliki arti. Dengan mengenalmu aku tersadar bahwa kita tidak akan terus bisa bersandar. Dengan mengenalmu akupun belajar untuk bisa sabar. Dengan mengenalmu, aku tak pernah kecewa terhadap dunia. Dan mengenalmu adalah hal yang indah.

“ Terimakasih! “
Terimakasih sudah mengucapkan kata itu kepadaku, hal tersebut tidak apa apa bagiku. Hanya saja mungkin aku akan berusaha baik baik saja kedepanya.

Karena kupikir kita tak akan bisa bersama bukan hanya karena kita berbeda agama atau alasan lainnya. Tapi Tuhanlah yang menghendaki semuanya

Selamat Malam.

Semarang, Maret 2015

You Might Also Like

0 comments

Followers

Total Pageviews

Translate