Rindu Yang Tak Sampai Itu Menyiksa

Saturday, September 05, 2015

Aku, mungkin tanpa menyebut siapa namaku engkau tahu siapa diriku. Aku, bahkan yang tak mungkin engkau ketahui apa yang telah aku simpan dalam hati ini. Hati ini? Bahkan aku terkadang lupa untuk apa hati ini tercipta. Apa hanya untuk merasa? Atau memang tak akan pernah untuk apa - apa? Namun dengan hati ini aku bahagia. Aku tahu apa yang menjadi tujuan utama hati ini. Bukan kamu, namun do’aku untukmulah yang menjadi tujuan utama, Dengan mengenal dirimu aku mengerti apa dan lebih mengenal Tuhan. Tuhan yang menjadi sandaran diriku agar menjadi kuat, Tuhan yang menjadikan diriku sekarang ini. Tuhanl-lah yang memantapkan diriku untuk memperjuangkanmu. Andai kamu tahu itu . . .

Kamu. Kamu yang mungkin membuat diriku seperti ini. Namun, aku berubah bukan karena dirimu. Aku berubah karena Tuhan, agar Tuhan mengizinkan diriku mengenalmu. Agar Tuhan menjadikan doaku yang selalu aku panjatkan untukmu disetiap sholatku tersampaikan kepadamu. Mungkin menyiksa bagi diriku karena hanya mampu mendoakanmu dalam sholatku. Tapi aku yakin, itu sudah lebih dari cukup membuatku tenang setelah melakukannya. Karena kamu, aku menjadikan namamu diantara nama nama lain dalam setiap do’aku. Mungkin, mendo’akanmu adalah rutinitasku. Kamu, menjadi semangatku untuk lebih baik. Baik bagi diri ini dan orang lain. Kamu, kamu yang membuat diriku berjuang atas kemauanku sendiri. Aku tidak ingin dilihat oleh dirimu berpura pura baik di depanmu. Aku hanya ingin engkau  tahu bahwa aku berusaha untuk berubah karena Tuhan, orang tuaku dan engkau yang selakyaknya aku perjuangkan nantinya jika Tuhan berkehendak.

Aku bahkan cukup senang jika hanya menyapamu atau engkau yang menyapaku, melihat senyummu menjuntai dari bibirmu, atau melihatmu dari sudut dimana engkau melihatku. Aku sudah terlampau senang menghampri mushola hanya untuk sekedar menyemangatiku. Aku sangat senang jika bisa membaca tulisanmu. Dan aku senang jika aku merindu dirimu. Aku cukup mengagumimu dan mungkin dirimu pun tahu akan hal itu.

“ Rindu adalah bagian dari kebahagiaan yang menyapamu
Kenikmatan yang indah
Bagian dari proses kehidupan, pendewasaan.
Indahnya pertemuan karena kehadiran rindu yang selalu muncul
Ketika tak ada rindu, hidup ini kelabu tak berwarna.
Terimakasih rindu, kau adalah bagian dari cinta yang mendewasakan “

Mungkin kali ini aku cukup mendo’akanmu agar Tuhan merestui pilihanmu. Mungkin itu cara lain yang akan membuatku bahagia, engkau juka pasti akan bahagia bukan? Aku membaca sepenggal puisi yang engkau buat, dan itu membuatku yakin bahwa mungkin selayaknya aku mendoakanmu agar kau bahagia dengan pilihanmu. Mungkin cengeng ketika aku membaca puisi ini dengan perasaan di dalamnya. Namun itu yang terjadi.

“ Telah ku pertahankan untukmu..
Kepadamu.. kau adalah bagian dari masa depan yang begitu aku tunggu,.
Siapa gerangan namamu, nama yang selalu kusebut dalam doa.
Nama yang selalu terngiang saat diri ini akan terlelap tidur,
Kepadamu yang begitu kurindukan dengan segala kerindua “.

Aku yang disini menyembunyikan namamu, aku yang disini menjaga namamu agar kau tidak malu terhadap aibku. Sesungguhnya, aku mendekatimu bukan karena main main. Karena sesungguhnya aku telah meperjuangkanmu dengan caraku, walau mungkin bagimu itu lucu. Namun, jika memilikimu membuatmu tidak bahagia. Biarkan tuhan yang mencarikan dirimu pemimpin yang selayakna Tuhan persiapkan bagimu untuk menemanimu di dunia sampai di akhirat. Karena itulah hakikat sesungguhnya laki laki yang mungkin ( pasti ) engkau kehendaki.

“ Tuhan, jika engkau kehendaki dia menjadi milikku, jadikanlah dia milikku. Namun jika engkau memiliki kehendak lain, Dekatkan dia kepada orang yang bisa membuatnya lebih dekat denganmu. Yang mampu menuntunnya dijalanmu. Dan biarkan mereka bergandengan tangan ketika berada di surgamu ”

Selamat malam, semoga Tuhan selalu menjagamu


Semarang 5 September 2015

You Might Also Like

0 comments

Followers

Total Pageviews

Translate