Aku Bersyukur Tak Lagi Mendapatimu

Monday, March 28, 2016

Jika kehidupan adalah selembar kertas putih yang cukup panjang, maka Tuhan adalah penentu terbaik apa yang akan terjadi pada selembar kanvas tersebut. Jika segaris saja mampu menentukan segalanya, maka itu bukan hal yang mustahil. Bahkan tak sulit untuk menghapus atau mengulanginya dengan garis dan alur yang baru. Percayalah bahwa kita sebenarnya digambar dalam garis yang sama, warna yang sama, dan pola yang sama. Dan percayalah bahwa Tuhan yang menjalankan kita. Aku berpikir ketika kita berhenti disini bersama, aku yakin bahwa ini pemberhentian terakhir bagi kita berdua. Namun sayang, perlahan aku melihatmu menjauh dan sekarang aku tak melihatmu lagi.

Lama aku menunggumu. Bukankah itu konyol? Bahwa seseorang yang pergi tanpa menoleh lagi kepadaku berhak untuk aku tunggu? Tersadar bahwa dirimu adalah pemberhentianku yang salah. Seberapa lamapun aku menunggu yang lain untuk menjemputku atau bahkan menggandeng tanganku untuk membawaku pergi dari sini, aku tak akan pernah mendapati seseorang berhenti di depanku apalagi datang dan menggandeng tanganku. Atau mungkin bahwa mereka tidak akan mau menggandeng tanganku karena aku menyebutmu sebagai pemberhentian terakhirku? Dulu aku menyebutmu begitu. Namun sayang, sekarang dengan sekuat tenaga  aku ingin berlari untuk menyusulmu, namun rasanya sulit dan tak akan mungkin

Tuhan selalu membiarkan bunga untuk merekah bagaimanapun kondisinya. Namun terkadang Tuhan membiarkan satu persatu kelopak bunga layu dan luruh dengan sendirinya. Bahkan ketika kuncup harus jatuh sebelum merekah. Begitupula dengan kebaikan hati Tuhan yang telah menciptakan kupu kupu sedemikian rupa sehingga ia bisa terbang. Namun saying, Tuhan juga membiarkan berberapa sayap kupu kupu patah.Bahkan sebelum ia sempat pergi ke tempat yang lain. Terlebih lagi untuk mencari kupu kupu lain yang akan mengiringinya  kemanapun ia pergi. Bukankah ia akan mati sebelum ia sempat terbang lagi? Tuhan tahu apa yang akan terjadi. Bahwa makhluk menjijikkan seperti ulat dapat berubah menjadi kupu kupu dan Tuhan meberikan waktu singkat padanya. Mungkin Tuhan tak ingin membuatnya terlena. Begitu juga dengan aku, kamu dan kita. Bukankah aku sudah cukup jauh terlena?

Rasanya aku ingin segera bangun dari tidur. Mengapa? Karena ketika bangun nanti aku akan lupa bagaimana semuanya terjadi dalam mimpi dan aku tak akan mengingat lagi siapa kamu. Dan aku senang karena tidak lagi mendapatimu dan aku sungguh yakin akan hal itu


“ Tak perlu menunggu senja hingga menjadi senja kembali. Tak perlu lagi menunggu untuk tumbuhnya kelopak baru lagi. Ketika Tuhan memintamu untuk bangun, maka kau akan bangun. Bukankah Tuhan sudah terlampau sayang kepadamu? Besyukurlah “

You Might Also Like

1 comments

Followers

Total Pageviews

Translate