Yang Aku Rindu

Friday, November 30, 2018

Image Source : Google


Aku tahu, pada saat itu cinta sudah tidak ada lagi pada matamu. Sorotmu kembali asing, sama seperti saat kita pertama kali mengenal.  Tidak dingin memang, tapi tak ada kobaran di dalam sana, berbeda ketika kita berbicara dua atau tiga bulan lalu pada tempat yang sama dan tentu saja meja kursi yang sama. Ya, memang hanya tempat ini, meja paling ujung dari kedai makan berlantai dua di sudut perempatan jalan kedua setelah lampu merah. Sekali lagi sorot matamu kembali asing bagiku, mungkin memang tidak ada lagi cinta di dalamnya, tapi kurasa matamu sekali lagi tidak bisa berbohong walau senyum tersimpul manis pada bibirmu yang senantiasa diikuti oleh matamu yang menyempit ketika kau tersenyum. Kau sedih bukan?

Kita sudah lama seperti ini, yang aku maksud kita sudah lama bersama. Kita bisa memahami tanpa harus bicara, tanpa harus meraba, dan tanpa harus mencoba untuk memberi sedikit tanda. Kita tidak tahu bagaimana kita bisa, tapi memang tanpa kata semuanya sudah terbaca. Aku, kamu, kita. Aku tidak ingin menerka kenapa kau nampak sedih dikala kau bercerita dengan bahagianya kau berada di sana. Betapa luar biasanya sahabat baru yang kau dapat di sana. Aku? Tak lupa kau bahagianya bercerita kita bisa kembali bertemu, sekedar melepas rindu. Lima ratus sembilan puluh sembilan koma dua bukanlah jarak yang dekat, kita tidak bisa sering-sering ketemu bukan? Oleh sebab itu momen kecil seperti ini sudah bisa membuatku meletup bahagia.

Masih sama, aku masih menanti kapan bibirmu menceritakan maksud dari matamu sejak tadi. Kalau dikata berbeda, kau tidaklah nampak berbeda. Sikap? Kau masih sama saja, membuatku suka. Hanya saja kau mengencangkan pelukanmu lebih erat ketika aku memboncengmu dengan montor bebek buntut, hal yang tidak biasa kau lakukan. Kau menggandeng tanganku terlebih dahulu menuju lantai dua, menengadahkan kepala lalu tersenyum manis. Mungkin jika dosisnya berlebihan aku sudah tidak sadarkan diri dan akan memelukmu erat sat itu. Jika saja aku tahu

“ Jadi benar? ”

“ Iya, .................. “

 “ Hei, tenang. Bukankah kita sudah sama sama dewasa? ”

“ Tapi .. “

“ Memang benar, tidak ada yang indah tentang sebuah perpisahan? “

“ Kau pasti bisa! ” sahutku segera

“ Kau akan mendapatkan pengganti yang luar biasa daripada aku. Memiliki hal yang tidak aku miliki. Mencintai lebih dari aku mencintaimu. Lebih sabar dari sabarku ketika aku menghadapimu. Dan bertanggung jawab untuk membimbingmu, lebih dari aku, yang tak akan bisa celah tipis yang ada. Yang lebih menghargaimu daripada aku ”

“ Andai saja ayahku . . . . ”

“ Ayahmu? Kenapa? Dia tidak salah, tidak ada sangkut pautnya dengan kita. Tuhan sudah berkehendak kita sudah berusaha sejauh ini bukan?” aku sadar, bahwa sendari tadi aku mencoba untuk tidak bergetar.

Dan lagi aku sadar, ketika kau membonceng diperjalanan tadi, mungkin itulah pelukan perpisahan darimu. Karena mungkin kau tau kita tak akan bisa berpelukan di depan umum, tak akan bisa berpelukan lagi untuk ke depannya. Tak akan pernah bisa lagi. Aku menatapmu, ada sedikit air mata di tepi matamu. Aku menangguk dan kau mengusapnya. Kau tersenyum dan aku mengusap rambutmu. Hal yang akan aku rindukan sampai kapanpun.

Aku salah tentang sorot matamu saat itu



                        #terserahpadamu

                        Rembang, 30 November 2018

You Might Also Like

9 comments

  1. Kenapa, cerita tentang perpisahan selalu mengena di ulu hati ya :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti kamu sedang merasakan atau pernah merasakan :) haha
      terima kasih sudah berkunjung :D

      Delete
    2. Langsur baper dah ;D

      Delete
  2. ini rada2 mirip sama masa lalu aku..
    tapi ya masa lalu ya sudah berlalu dan aku gak ingat2 lagi.
    *eh lah curcol

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan di ingat2 lagi, cukup dipelajari agar tidak terulang lagi hehe :D

      Delete
  3. Meskipun enggak bisa berpelukan di depan umum, sepertinya masih bisa memeluknya dengan doa. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, doa adalah solusi semua masalah yang tak terselesaikan :D

      Delete
  4. Duh sedih banget ini. hampir 600 km otu mirip2 jakarta ke Jogja bukan sih ya. ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, kurang lebih begitu hehe Terima kasih sudah mau mampir :D

      Delete

Followers

Total Pageviews

Translate