Surat Untuk Anda
Tuesday, January 13, 2015
Surat Untuk Anda
Selamat malam, Kakak.
Saya adalah salah satu dari mahasiswa yang
anda kenal.
Malam ini saya sengaja berbincang dengan
anda melalui surat ini. Ya meskipun saya tahu surat ini nantinya tidak akan
terbaca oleh anda. Tak masalah apa yang terjadi pada nantinya, yang pentring
saya sudah berani mengutarakan apa yang seharusnya saya utarakan kepada anda
meskipun dengan menggunakan tatanan kalimat yang amburadul. Namun
terimakasih sebelumnya jika anda berkenan membaca surat ini. Tapi itu
tidaklahlah masalah bagi saya. Sekali lagi terimakasih saya tidaklah penting.
Sejujurnya saya masih tidak percaya masa jabatan anda dan rekan rekan anda akan
habis di awal tahun ini dengan terpilihnya orang baru yang menggantikan anda.
Sejujurnya saya lebih menginginkan anda dan rekan anda memimpin kami untuk satu
tahun kedepan bahkan lebih. Terlebih lagi anda dan rekan-rekan anda adalah
orang yang saya dan rekan saya anggap
pantas. Saya atau tepatnya aku dan dia atau kakak mungkin mau memanggilnya kami
adalah salah satu dari kurang lebih ratusan orang yang berada dalam tempat
kecil ini yang mengangumi anda. Tapi sebatas mengagumi anda, dan jangan salah
paham.
Terimakasih, terimakasih telah melakukan hal
yang terbaik bagi kami. Kami sedih karena anda tidak bisa mencalonkan diri
lagi. Anda tidak bisa memimpin kami satu tahun kedepan lagi. Sebenarnya, akhir
tahun ini adalah akhir tahun yang sangat menyebalkan dimana berberapa orang
sibuk melakukan aktivitas yang menyebalkan. Orang sibuk membicarakan pencalonan
dari ketiga kubu yang nantinya akan menggantikan anda.
Masing-masing orang sibuk
mengunggul unggulkan siapa yang layak lolos. Itu terserah mereka mau memilih
siapa. Namun sebenarnya andalah yang masih layak lolos untuk memimipin kami
satu tahun kedepannya atau lebih. Sempat saya merenung betapa munafiknya saya
ketika saya terlibat dalam lingkungan kerja anda. Betapa munafiknya saya ketika
saya harus mengumbar senyum palsu dihadapan rekan-rekan anda. Saya harus
menghormati anda untuk itu saya harus berperan baik didepan anda. Sebenarnya
saya kasihan melihat anda harus bekerja dengan orang-orang seperti mereka,
mereka yang hanya bisa memanfaatkan jabatan mereka untuk eksis dilingkungan
mereka sendiri. Saya juga malu terhadap rekan anda, dan itu menyebabkan saya
malu dengan anda. Tapi justru sebenarnya anda yang harus malu kan? Saya juga
malu karena saya munafik didepan anda. Saya juga malu, malu karena saya munafik
dan munafik karena saya menyerukan hak pilih saya padahal andalah yang ingin
saya pilih kembali. Saya sedih ketika mandapati foto anda bukan pada kolom yang
saya harapkan. Haruskah saya memilih anda ketika anda bukan berada di kolom
yang seharusnya saya pilih? Tidak, oleh sebab itu saya keluar hanya membawa
surat suara yang bahkan hampir tidak ada lubang satupun di dalamnya. Dan saya
merasa benar melakukan hal itu.
Mungkin orang yang mengetahui polah tingkah
laku saya dan sifat saya saya akan dikecam sebagai orang bodoh bahkan orang
yang seenaknya sendiri, tak tau aturan, tidak berpendidikan, dan anggapan-anggapan
buruk lainnya. Tapi silahkan, saya sudah berhenti munafik di depan anda semua.
Tapi apa yang saya lakukan terhadap anda adalah kritik yang seharusnya anda
olah matang-matang. Mungkin anda bisa menerima karena mengetahui bagaimana saya
dan seperti apa saya, namun rekan anda yang memiliki pikiran dangkal itulah
yang tidak bisa menerima kritik dengan baik. Mungkin sama dangkalnya dengan
saya yang menyampaikan kritik kurang tepat.
Saya mengetahui bahwa pembawaan aku dan dia
atau tepatnya kami baik dimata anda. Dan itu sebabnya kami menganggap anda juga
kurang baik dimata kami. Kami menyampaikan kritik karena kami peduli kepada
anda, dan bukan rekan anda. Kami mengamati kinerja anda dalam satu semester ini
dan kami menilai anda bersama tim kurang baik dalam penyelesaian masalah. Untuk
itu kami mengkritik anda karena kami peduli.
Tapi mohon maaf dari kami karena kami mulai
sekarang sudah tidak mempercayai rekan-rekan anda yang menemani anda dalam satu
semester ini, namun kami masih menghormati anda. Anda orang baik yang mampu
memimpin kami. Anda telah melakukan pilihan yang tepat dengan memilih
orang-orang yang tepat yang akan menggantikan anda dalam satu tahun kedepan.
Menggantikan? Mungkin tidak.
Saya memang tidak punya hak untuk protes
karena saya diberikan tiga pilihan namun saya tetap memilih anda sebagai
pilihan yang terbaik. Saya akan tetap menghormati siapa yang akan menggantikan
posisi bapak dan siapa yang fotonya terpajang dalam baner paling atas. Saya
akan menjaganya dan semoga pilihan orang lain tepat. Setelah masa kepemimpinan
anda selesai, mungkin saya tidak akan bisa melihat anda lalu lalang sibuk
mengurusi kami seperti berberapa bulan yang lampau. Pada akhir tulisan ini saya
tidak menggunakan kata kami karena mungkin kami berbeda anggapan. Mungkin suatu
saat nanti, saya akan menjegal apa yang bisa saya " jegal " dari orang - orang yang
menggantikan anda tahun ini
Tak banyak lagi yang bisa saya lontarkan
dalam surat ini. Terimakasih kakak. Semoga kakak senantiasa diberikan kesehatan
dan kebahagiaan serta berada dalam lindungan-Nya.
Selamat malam kakak.
Semarang,
13 januari 2015
( Dari adikmu, mahasiswa yang selalu bikin
onar dimata anda dan rekan satu tim anda. Bukan begitu? )
0 comments