Apakah
salah menjadi seorang anak?
Ketika harus member tahu kepada mereka
bahwa mereka pernah salah? Tidak sepenuhnya orang tua benar. Dunia itu
berkembang, begitu juga dengan ilmu pengetahuan. Anak hanya berusaha tetap menjadi
anak yang baik dan penurut. Selalu menaati aturan orang tua dan berani menegur
orang tua jika salah. Tak ada salahnya kan jika anak memberikan pengertian yang
baik kepada orang tua? Orang tua yang baik pasti akan paham . . .
Apakah
salah menjadi seorang anak?
Bahwa tidak semua orang tua paham dan
maksut dari anak mereka. Bukankah justru orang tua yang paling paham akan anak
mereka sendiri? Mungkin ego yang mengubah pola pikir mereka. Bahwa orang tua
adalah nomor satu dan kamu harus selalu menurutinya. Bahwa di sini umur
menandakan segalanya. Dan kau tahu? Mengangguk adalah cara yang paling aman. Apakah
semua anak ingin demikian? Orang tua beranggapan agar menjadi baik, kami
sebagai anak pun sama. Kami ingin orang tua paham bahwa kami sebagai anak
sayang kepada mereka? Karena kami paham sehingga kami berani berargumen, tapi
lagi lagi kami seakan kalian tampar . . .
Apakah
salah menjadi seorang anak?
Apakah kalian tahu apa yang kami
pikirkan ketika kalian sakit? Mungkin sama seperti kalian ketika kami sakit. Kami
menanggalkan segalanya. Pikiran kacau, dan hati juga sama. Siapa yang serasa ditampar
paling keras ketika kalian sakit? Tentu saja kami. Kami bingung sedangkan kami
belum siap ketika kami harus kehilangan salah satu diantara kalian. Bukankah begitu
muda jika kemungkinan terburuk kami kalian tinggal? Bukankah ada benarnya
ketika anak berkata kepada kalian untuk saling menjaga ketika anak anak kalian
jauh di perantuan? Kami disini bingung karena kami di sini tidak dapat menjabat
apalagi merawat. Tinggalkan pekerjaan sejenak dan prioritaskan keluarga. Apakah
uang dan jabatan mengalahkan keluarga? Jika memang iya jual saja kami! Kami siap
terutama aku . . .
Apakah salah menjadi seorang anak?
Ketika kami berusaha menasehati kalian
wahai bapak ibu. Justru kalian mengolok kami. Sebenarnya apakah kami salah? Haruskah
kami diam dan membiarkan kalian sakit terus pergi begitu saja? Kami sayang
kalian, lebih daripada sayang. Jika kami tidak sayang, kami tidak akan berani
menasehati kalian. Sakit rasanya jika nasehat dibalas dengan jahat. Apalagi oleh
orang tua sendiri. Kami di sini jujur tersiksa, hati tak pernah sesakit ini. Jika
kalian berkata “ Hanya orang tua yang meneteskan air matanya untuk anak ” Kami
juga sama, bahwa anak juga meneteskan air mata untuk orang tuanya. Kita sama
sebenarnya, hanya derajat yang membedakan kita. Kita manusia dan kita berhak
saling mengingatkan. Jika kalian perlu bukti, kami tidak akan sejauh ini
berbuat demi kalian. Jika yang mampu kalian lihat hanya materi maka suatu saat
kami yang akan mati di sini . . .
Apakah
menjadi seorang anak salah?
Bapak dan ibu? Bolehkan aku mengajukan pertanyaan kepadamu? Sejak
kapan kalian menjadi seperti sekarang ini? Kami hanya ingin bilang bahwa kami,
aku dan kakak tidak akan berbuat demikian kalau kami tidak benar benar sayang
kepada kalian Kami sayang kepada kalian. Tapi rasa kalian belum paham. Aku harap
orang tua lain di luar sana paham, kapan mereka menasehati dan harus dinasehati
Tut
tuut tuuut . . .
Semarang,
31 Agustus 2016