Apakah Salah Menjadi Anak?

Wednesday, August 31, 2016

Apakah salah menjadi seorang anak?
Ketika harus member tahu kepada mereka bahwa mereka pernah salah? Tidak sepenuhnya orang tua benar. Dunia itu berkembang, begitu juga dengan ilmu pengetahuan. Anak hanya berusaha tetap menjadi anak yang baik dan penurut. Selalu menaati aturan orang tua dan berani menegur orang tua jika salah. Tak ada salahnya kan jika anak memberikan pengertian yang baik kepada orang tua? Orang tua yang baik pasti akan paham . . .

Apakah salah menjadi seorang anak?
Bahwa tidak semua orang tua paham dan maksut dari anak mereka. Bukankah justru orang tua yang paling paham akan anak mereka sendiri? Mungkin ego yang mengubah pola pikir mereka. Bahwa orang tua adalah nomor satu dan kamu harus selalu menurutinya. Bahwa di sini umur menandakan segalanya. Dan kau tahu? Mengangguk adalah cara yang paling aman. Apakah semua anak ingin demikian? Orang tua beranggapan agar menjadi baik, kami sebagai anak pun sama. Kami ingin orang tua paham bahwa kami sebagai anak sayang kepada mereka? Karena kami paham sehingga kami berani berargumen, tapi lagi lagi kami seakan kalian tampar . . .

Apakah salah menjadi seorang anak?
Apakah kalian tahu apa yang kami pikirkan ketika kalian sakit? Mungkin sama seperti kalian ketika kami sakit. Kami menanggalkan segalanya. Pikiran kacau, dan hati juga sama. Siapa yang serasa ditampar paling keras ketika kalian sakit? Tentu saja kami. Kami bingung sedangkan kami belum siap ketika kami harus kehilangan salah satu diantara kalian. Bukankah begitu muda jika kemungkinan terburuk kami kalian tinggal? Bukankah ada benarnya ketika anak berkata kepada kalian untuk saling menjaga ketika anak anak kalian jauh di perantuan? Kami disini bingung karena kami di sini tidak dapat menjabat apalagi merawat. Tinggalkan pekerjaan sejenak dan prioritaskan keluarga. Apakah uang dan jabatan mengalahkan keluarga? Jika memang iya jual saja kami! Kami siap terutama aku . . .

Apakah salah menjadi seorang anak?
Ketika kami berusaha menasehati kalian wahai bapak ibu. Justru kalian mengolok kami. Sebenarnya apakah kami salah? Haruskah kami diam dan membiarkan kalian sakit terus pergi begitu saja? Kami sayang kalian, lebih daripada sayang. Jika kami tidak sayang, kami tidak akan berani menasehati kalian. Sakit rasanya jika nasehat dibalas dengan jahat. Apalagi oleh orang tua sendiri. Kami di sini jujur tersiksa, hati tak pernah sesakit ini. Jika kalian berkata “ Hanya orang tua yang meneteskan air matanya untuk anak ” Kami juga sama, bahwa anak juga meneteskan air mata untuk orang tuanya. Kita sama sebenarnya, hanya derajat yang membedakan kita. Kita manusia dan kita berhak saling mengingatkan. Jika kalian perlu bukti, kami tidak akan sejauh ini berbuat demi kalian. Jika yang mampu kalian lihat hanya materi maka suatu saat kami yang akan mati di sini . . .

Apakah menjadi seorang anak salah?
Bapak dan ibu?  Bolehkan aku mengajukan pertanyaan kepadamu? Sejak kapan kalian menjadi seperti sekarang ini? Kami hanya ingin bilang bahwa kami, aku dan kakak tidak akan berbuat demikian kalau kami tidak benar benar sayang kepada kalian Kami sayang kepada kalian. Tapi rasa kalian belum paham. Aku harap orang tua lain di luar sana paham, kapan mereka menasehati dan harus dinasehati


Tut tuut tuuut . . .


Semarang, 31 Agustus 2016

You Might Also Like

1 comments

Followers

Total Pageviews

Translate