***
( Flash Back )
Imam menpercepat laju
kendaraan yang ia kendarai dari kota Asalnya yang lumayan jauh dari tempat
dimana dia kuliah. Hujan yang dengan kompak menyerang dari segala sisi tanpa
meninggalkan celah juga turut mengiringi perjalanannya. Tanpa mengenakan
pelindung apapun, dia bergegas untuk menghadiri rapat pertama yang ia terima.
Mendung dan rintik mengakhiri perjalanannya ketika Imam sudah samapi didepan aula
kampusnya. Dengan segera dia membuka tudung jaket oranye yang ia kenakan dan
berlari menghampiri siapapun yang ada.
“ Maaf kak terlambat, aku
langsung kesini setelah tahu ada pengumuman rapat pertama ” ucapnya dengan
tergesa-gesa sambil menata diri duduk bersila bergabung dengan yang lain.
Terlihat dari raut mukanya yang begitu senang dengan rapat pertamanya.
“ Maaf mam, kami bukan
kelompokmu. Tim mu berada di dalam audit sama kak Bahar. Ini tim yang lain ”
Jawab senior yang biasa dipanggil Arif itu. Tanpa adanya komando imam melesat
masuk kedalam melewati barisan manusia yang duduk bersila dibawah, seringkali
ia juga tak sengaja menendang teman yang ia lewati. Tanpa menengok kebelakang
Imam tetap masuk ke dalam audit tersebut.
Imam membuka mata lebar, melihat satu
persatu kelompok yang ada di dalam. Di perhatikannya satu persatu dari ujung
paling pojok dari audit sampaik ke depan panggung yang ada di dalam audit. Imam
pun menemukan siapa yang seharusnya ia cari. Bahar, itulah yang menjadi
tujuannya ketika ia melangkah masuk ke dalam audit. Ia menghampiri kelompok
dimana seharusnya ia berada. Imam mendekat ke arah bahar yang juga kini
melihatnya.
“ Ini kelompokku ya?
Benarkah aku berada di kelompok ini? ” Imam bertanya kepada siapapun yang ada
di dalam kelompok tersebut
“ Iya, kamu berada di
sini. Silahkan duduk dulu ” bahar menyuruh imam untuk duduk terlebih dahulu
sembari dia menyelesaikan pembicaraan sebelumnya
“ Sekarang begini mam,
sekarang kamu mau masuk ke dalam seksi apa? Yang tersisa tinggal perlengkapan,
acara, dan publikasi dokumentasi ” bahar langsung masuk ke pembicaraan ketika
imam sedang berbicara dengan senior yang lain
“ Bagaimana? Sebentar aku
mau lihat daftar nama siapa saja yang tergabung dalam kelompok ini. ” imam
melihat daftar nama satu persatu rekannya yang tergabung dalam acara magang
PGSD Fair itu. Dilihatnya bahwa setelah namanya terdapat nama salah teman
dekatnya yaitu Lisria. Kebetulan sekali bahwa di di tempatkan dalam satu tempat
kerja bersama Lisria. Imam berfikir betapa menyenangkannya jika ia di tempatkan
satu tempat dengan orang yang dia kenal.
“ Begini, aku memutuskan
untuk masuk ke seksi peblikasi dan dokumentasi. Tapi aku juga usul Lisria satu
seksi bersamaku. Bagaimana? ” imam menjawab pertanyaan bahar sebelumnya
“ Baik kalau begitu, kamu
dan lisria aku masukkan ke dalam seksi publikasi dan dokumentasi. Kalau begitu
yang menjadi penanggung jawab dari tim mu yaitu Hendra. Silahkan rundingkan
apapun yang ingin kalian bahas. Aku akan mengontrol tim yang lain. ”
“ Iya ” jawab imam singkat
Imam berfikir bahwa
inilah yang ia tunggu tunggu, bagaimana enaknya mengikuti magang, bias bekerja
sama dengan orang baru yang di tempatkan dalam satu tim. Hendra, dial ah yang
menjadi ketua dimana imam berada, bekerja sama bersama Hendra merupakan hal
yang luar biasa karena imam juga bukan pertama kali bekerja bersama dia karena
imam pernah bersama Hendra sebelumnya. Namun, apa yang Imam akan rasakan
mungkin berbeda dengan sebelumnya. Mengingat ini adalah seleksi dimana semua
orang bisa menjatuhkan satu sama lain. Mungkin semua carapun bisa dilakukan
untuk memikat hati para senior, tanpa terkecuali cari erhatian berlebihan.
Bersambung . . .